BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengaruh Situasi dapat dipandang sebagai pengaruh yang
timbul dari faktor yang khusus untuk waktu dan tempat yang spesifik yang lepas
dari karakteristik konsumen dan karakteristik obyek (Engel, et.al ,1994). Situasi Konsumen adalah faktor lingkungan sementara yang menyebabkan suatu
situasi dimana perilaku konsumen muncul pada waktu tertentu dan tempat tertentu
( Mowen dan Minor 1998).
Dengan adanya kualitas pelayanan yang baik di dalam suatu
perusahaan, akan menciptakan kepuasan bagi para konsumennya. Setelah konsumen
merasa puas dengan produk atau jasa yang diterimanya, konsumen akan
membandingkan pelayanan yang diberikan. Apabila konsumen merasa benar-benar
puas, mereka akan membeli ulang serta memberi rekomendasi kepada orang lain
untuk membeli di tempat yang sama. Ada lima karakteristik situasi konsumen
yaitu:
- Lingkungan fisik
Sarana fisik yang menggambarkan
situasi konsumen yang meliputi: lokasi, dekorasi, aroma, cahaya, cuaca dan
objek fisik lainnya yang ada di sekeliling konsumen.
- Lingkungan Sosial
Kehadiran dan ketidakhadiran orang
lain pada situasi tersebut.
- Waktu
Waktu atau saat perilaku muncul (jam, hari, musim libur, bulan puasa, tahun baru). Waktu mungkin diukur secara subjektif berdasarkan situasi konsumen, misal kapan terakhir kali membeli biskuit. Arti kapan terakhir kali akan berbeda antar konsumen. - Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai pada suatu situasi. Konsumen yang belanja untuk hadiah akan menghadapi situasi berbeda dibandingkan belanja untuk kebutuhan sendiri. - Suasana Hati
Suasana hati atau kondisi jiwa
sesaat (misalnya perasaan khawatir, tergesagesa, sedih, marah) yang dibawa pada
suatu situasi
Dalam melakukan transaksi pembelian dalam perilaku konsumen,
faktor yang mempengaruhinya antara lain adalah faktor situasi. Contohnya saja :
- situasi kebutuhan sehari-hari.
Merupakan dimana seseorang berhadapan dengan keadaan yang
membutuhkan suatu barang produksi untuk di konsumsi. Situasi ini merupakan hal
yang rutin dan terkadang sifatnya harus dipenuhi. Contohnya adalah kebutuhan
pangan sehari-hari karena setiap harinya seseorang membutuhkan makan untuk
bekerja, juga sandang untuk dipakai setiap harinya, dan papan untuk berteduh
dan melakukan aktifitas pribadi.
- Situasi keuangan.
Situasi dimana seseorang memiliki atau tidak memiliki cukup
uang untuk membeli sesuatu. Jika seseorang memiliki uang yang cukup atau bahkan
lebih, maka dia dapat membeli kebutuhan dasar yang diperlukannya dan mungkin
juga dapat membeli barang tambahan yang sifatnya tidak terlalu mendesak. Orang
yang memiliki kondisi keuangan berlebih juga dapat membeli barang dari mulai
yang murah bahkan yang mahal. Sedangkan seseorang yang memiliki uang yang cukup
bahkan kurang, haruslah memiliki daftar dari apa yang ingin dibelanjakannya
agar kebutuhan dasarnya dapat dijangkau. Jika seseorang dengan keuangan yang
kurang cukup tidak pintar dalam mengelola keuangannya, maka akan berakibat
fatal bagi hidupnya.
- Situasi interaksi
Orang dalam membeli sesuatu dikarenakan kebutuhan yang
diperlukannya. Tapi terkadang ada juga seseorang yang membeli suatu barang
dikarenakan adanya interaksi dengan orang lain. Contohnya saja, seseorang
membeli suatu barang setelah seorang sales menawarkan dan memperagakan barang
yang dijualnya sehingga seseorang merasa tertarik dengan barang tersebut,
terlepas dari barang tersebut diperlukan baginya ataupun berguna atau tidak
baginya.
- Situasi kondisi barang produksi
Dalam memproduksi suatu barang, produsen pastinya telah
melakukan suatu riset agar pengembangan barangnya tersebut dapat laris
dipasaran. Baik dari segi promosi maupun kondisi fisik barang produksi
tersebut. Seringkali para konsumen tertarik dengan kondisi dari barang produksi
tersebut, misalnya saja : adanya diskon yang cukup besar, warna kemasan yang
menarik, ada promo dengan hadiah jika membeli suatu barang, maupun berbagai
keringanan seperti buy 2 get 1 dan sebagai berikut.
Terlepas dari itu semua, seseorang haruslah cermat dan lebih
bijaksana dalam membeli suatu barang. Jangan sampai ada kerugian yang dirasakan
setelah membeli suatu barang yang dibelinya.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa
saja tipe-tipe situasi konsumen ?
1.2.2
Bagaimana interaksi individu dengan situasi ?
1.2.3 Apa
pengaruh situasi tak terduga ?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1
Memahami tipe-tipe situasi konsumen
1.3.2
Memahami interaksi individu dengan situasi
1.3.3
Mengetahui pengaruh situasi tak terduga
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1
Tipe-tipe Situasi Konsumen
- Situasi Komunikasi
Situasi Komunikasi adalah suasana
atau lingkungan dimana konsumen memperoleh informasi atau melakukan komunikasi.
Situasi komunikasi dapat didefinisikan juga sebagai latar dimana konsumen
dihadapkan kepada komunikasi pribadi atau non pribadi. Komunikasi pribadi akan
mencakupi percakapan yang mungkin diadakan oleh konsumen dengan orang lain,
seperti wiraniaga atau sesame konsumen. Komunikasi non pribadi akan dilibatkan
sprektum luas stimulus, seperti iklan dan program serta publikasi yang
berorientasi konsumen misalnya laporan konsumen.
Untuk mengilustrasikan dampak
potensial dari situasi komunikasi, mari kita pertimbangkan bagaimana situasi
komunikasi itu dapat mnentukan keefektifan iklan televise. Kita berfokus pada
bentuk komunikasi tertentu karena dua alasan. Pertama, pengeluaran pada iklan
TV kerap mendapat bagian yang bermakna dari anggaran promosi. Dalam kontes ini
sejumlah karakteristik situasi mungkin muncul kepermukaan sebagai determinan
yang potensial dari suatu keefektifan iklan.Pengaruh situasi mungkin pula
timbul dari program tertentu dimana suatu iklan muncul. Konsumen mungkin memperoleh
informasi melalui :
·
Komunikasi
Lisan dengan teman, kerabat, tenaga penjual, atau wiraniaga
·
Komunikasi
non pribadi, seperti iklan TV, radio, internet, koran, majalah, poster,
billboard, brosur, leaflet dsb
·
Informasi
diperoleh langsung dari toko melalui promos penjualan, pengumuman di rak dan di
depan took
- Situasi Pembelian
Situasi Pembelian adalah lingkungan atau suasana yang
dialami/dihadapi konsumen ketika membeli produk dan jasa. Situasi pembelian
akan mempengaruhi pembelian Misal: Ketika konsumen berada di bandara, ia
mungkin akan bersedia membayar sekaleng Coke berapa saja harganya ketika haus.
Sebaliknya, jika ia berbelanja Coke di swalayan dan mendapatkan harganya
relatif lebih mahal, ia mungkin sangat sensitif terhadap harga. Konsumen tersebut
mungkin akan menunda pembelian Coke dan mencari di tempat lain.
Situasi pembelian mengacu pada latar
dimana konsumen memperoleh produk dan jasa. Pengaruh situasi sangat lazim
selama pembelian. Sebagai contoh yang sederhana, pertimbangan perubahan hebat
dalam kepekaan konsumen akan harga dimana situasi pembelian. Penjual makanan
akan merasa sangat sulit untuk membebankan harga yang dibayar konsumen untuk
soda dan jajanan di bioskop atau stadion baseball. Pengaruh situasi dapat
diwujudkan diri dalam bermacam jenis cala selam situasi pembelian, beberapa
bentuk utama dideskripsikan berikut ini.
Lingkungan informasi mengacu pada keseluruhan jajaran data
yang berkaitan dengan produk yang tersedia bagi konsumen. Sifat lingkungan
informasi akan menjadi determinan penting dari perilaku pasar ketika konsumen
terlibat didalam semacam bentuk pengambilan keputusan non kebiasaan. Sebagian
dari karakteristik lingkungan yang utama mencakupi ketersediaan informasi,
jumlah beban informasi, dan cara dimana informasi disajikan dan diorganisasikan.
·
Kesediaan
informasi sangat penting. Tidak adanya informasi mengenai kinerja dari merek
yang bersaing mengenai beberapa sifat akan menghalangi pemakaian informasi
tersebut selama pengambilan keputusan. Ketersediaan informasi kadang akan bergantung
kepada kemampuan konsumen mendapatkan kembali informasi dari ingatan.
·
Beban
informasi dari lingkungan pilihan ditentukan oleh jumlah alternative pilihan
dan jumlah sifat peralternatif, kenaikan dalam jumlah alternative pilihan
mengubah jenis kaidah keputusan yang digunakan konsumen selama mengambil
keputusan.
·
Format
informasi yaitu cara dimana informasi disusun. Dapat pula memperngaruhi
perilaku konsumen. Pemakaian informasi harga satuan ini oleh konsumen mungkin
bergantung kepada bagaimana informasi itu disusun.
·
Bentuk
informasi adalah penilaian produk numeris, memungkinkan konsumen mentaksir
dengan lebih mudah perbedaan diatantara banyak produk. Sebagai akibatnya,
konsumen lebih cenderung membandingkan merek atas dasar sifat demi sifat ketika
informasi merek disajikan dalam bentuk numeris ketimbang semantic.
·
Lingkungan
eceran adalah sifat fisik dari lingkungan eceran, kerap kali diacu sebagai
store atmospherics, sangat menarik bagi para pemasar karena dua alasan
mendasar. Pertama, berbeda dengan banyak pengaruh situasi yang berbeda di luar
kendali. Kedua, pengaruh ini dibidikan kepada konsumen tepat ditempat yang
benar didalam toko.
·
Pengaruh
waktu adalah dimana situasi ini berlaku pada permintaan akan banyak produk saat
musim tiba.
- Situasi Pemakaian
Situasi pemakaian disebut juga
situasi penggunaan produk dan jasa merupakan situasi atau suasana ketika
konsumsi terjadi. Konsumen seringkali memilih suatu produk karena pertimbangan
dari situasi konsumsi. situasi pemakaian yaitu mengacu pada latar dimana konsumsi
terjadi. Dalam banyak kejadian situasi pembelian dan pemakaian sebenarnya sama
, tetapi konsumsi prosuk kerap kali terjadi didalam latar yang sangat jauh,
baik secara fisik maupun temporal, dari latar dimana produk diperoleh.
Misal: Konsumen Muslim sering memakai kopiah dan pakaian
takwa pada saat sholat atau pada acara keagamaan. Kebaya akan dipakai kaum
wanita pada acara pernikahan atau acara resmi lainya, dan jarang digunakan
untuk pergi bekerja Para Produsen sering menggunakan konsep situasi pemakaian
dalam memasarkan produknya, produk sering diposisikan sebagai produk untuk
digunakan pada situasi pemakaian tertentu. Misalnya, ada pakaian resmi untuk ke
pesta, pakaian olahraga, pakaian untuk kerja, pakaian untuk santai dan
berolahraga.
2.2
Interaksi Individu dengan Situasi
Situasi pembelian mempunyai pengaruh yang nyata terhadap
keputusan pembelian konsumen dengan gaya hidup believer. Hal ini menunjukkan
bahwa situasi pembelian mampu
menghadirkan keinginan konsumen untuk membeli karena situasi ini bisa menjadi stimulus terhadap keputusan konsumen untuk membeli. Gaya hidup pembelian juga mempunyai pengaruh yang nyata terhadap keputusan pembelian konsumen atas sesuatu. Konsumen dengan gaya
hidup believer ternyata juga mengikuti mode-mode pakaian khususnya misalnya celana jeans sehingga gaya hidup mereka berpengaruh terhadap keputusan pembelian yang dilakukan. Situasi pembelian dan gaya hidup terhadap mode bagi konsumen dengan gaya hidup believer ternyata cukup tinggi mampu mempengaruhi keputusan pembelian konsumen dengan pengaruhnya sebesar 68%.
menghadirkan keinginan konsumen untuk membeli karena situasi ini bisa menjadi stimulus terhadap keputusan konsumen untuk membeli. Gaya hidup pembelian juga mempunyai pengaruh yang nyata terhadap keputusan pembelian konsumen atas sesuatu. Konsumen dengan gaya
hidup believer ternyata juga mengikuti mode-mode pakaian khususnya misalnya celana jeans sehingga gaya hidup mereka berpengaruh terhadap keputusan pembelian yang dilakukan. Situasi pembelian dan gaya hidup terhadap mode bagi konsumen dengan gaya hidup believer ternyata cukup tinggi mampu mempengaruhi keputusan pembelian konsumen dengan pengaruhnya sebesar 68%.
Situasi konsumen meningkat bila selang waktu sejak saat
makan mereka bertambah. Muncul untuk konsumen yang kelebihan berat. Dengan
demikian, pengaruh situasi dari waktu sejak saat makan mereka yang terkhir bergantung
kepada jenis konsumen. Ide bahwa konsumen tidak homogen dalam respon mereka
terhadap faktor situasi memilki implikasi penting untuk pemasangan pasar.
Karena konsumen yang berbeda mungkin mencari mafaat produk yang berbeda, yang
dapat berubah melintasi situasi pemakaian yang berbeda.
2.3
Pengaruh Situasi Tak terduga
Situasi tidak terduga dapat menjadi pemicu seseorang untuk
membeli suatu barang. Misalnya mahasiswi yang akan mengikuti ujian dan lupa
membawa bolpoin dan pensil, maka secara otomatis dia akan membeli dulu bolpoin
dan pensil sebelum mengikuti ujian tersebut.
Situasi konsumen meningkat bila selang waktu sejak saat
makan mereka bertambah. Muncul untuk konsumen yang kelebihan berat. Dengan
demikian, pengaruh situasi dari waktu sejak saat makan mereka yang terkhir bergantung
kepada jenis konsumen. Ide bahwa konsumen tidak homogen dalam respons mereka
terhadap factor situasi memilki implikasi penting untuk pemasangan pasar.
Karena konsumen yang berbeda mungkin mencari mafaat produk yang berbeda, yang
dapat berubah melintasi situasi pemakaian yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Munandar,
A.S. (2001). Psikologi industri dan organisasi. Jakarta: Universitas Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar