BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Evaluasi
alternatif merupakan suatu proses dimana suatu alternatif pilihan dievaluasi
dan dipilih oleh
konsumen. Pada tahap evaluasi konsumen harus :
- Menentukan criteria yang akan digunakan untuk menilai alternatif.
- Memutuskan alternatif mana yang akan dipertimbangkan.
- Menilai kinerja dan laternatif yang dipertimbangkan.
- Memilih dan menerapkan kaidah keputusan untuk membuat pilihan akhir.
Philip
kotler mengemukakan,” konsumen mempelajari merek-merek yang tersedia dan ciri-cirinya.
Informasi ini digunakan untuk mengevaluasi semua alternatif yang ada dalam
menentukan keputusan pembeliannya.
Alternatif
membeli atau tidak membeli produk tertentu, dipengaruhi oleh pertimbangan
atribut produk, yaitu: manfaat, kepentingan, image, dan fungsi yang diharapkan.
Pertimbangan tersebut seringkali diperbandingkan antara manfaat yang diperoleh
dengan biaya yang akan dikeluarkan untuk memperoleh atau setelah membeli barang
tersebut. Mempertimbangkan untuk membeli mobil kedua adalah pilihan antara
keleluasaan pemakaian dan tambahan investasi maupun biaya perawatan.
Kriteria
yang digunakan konsumen selama pengambilan keputusan akan tergantung pada
beberapa faktor, diantaranya:- Pengaruh situasi
- Kesamaan alternatif-alternatif pilihan
- Motivasi
- Keterlibatan
- Pengetahuan
1.2
RUMUSAN
MASALAH
1.2.1 Apa saja kriteria
evaluasi dalam pengambilan keputusan pembelian?
1.2.2 Apa saja
penentuan alternatif pilihan sebelum pembelian?
1.2.3 Apa saja
penaksiran alternatif pilihan dalam pengambilan keputusan konsumen?
1.2.4 Bagaimana
menyeleksi aturan pengambilan keputusan?
1.3
TUJUAN
PENULISAN
1.3.1 Mengetahui
kriteria evaluasi
1.3.2 Mengetahui penentuan
alternatif pilihan
1.3.3 Mengetahui
penaksiran alternatif pilihan
1.3.4 Mengetahui penyeleksian
aturan pengambilan keputusan
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Kriteria Evaluasi
Kriteria
evaluasi berisi dimensi atau atribut tertentu yang digunakan dalam manila
alternatif-alternatif pilihan, kriteria alternatif dapat muncul dalam berbagai
bentuk, misalnya dalam membeli handphone seorang konsumen mungkin
mempertimbangkan kriteria harga, merek, Negara asal dan juga spek hedonik seperti gengsi, kebahagiaan,
kesenangan, dan sebagainya.
1. Harga
Harga
menentukan pemilihan alternatif. Konsumen cenderung akan memilih harga yang
murah untuk suatu produk yang ia tahu spesifikasinya. Namun jika konsumen tidak
bisa mengevaluasi kualitas produk maka harga merupakan indikator kualitas. Oleh
karena itu strategi harga hendaknya di sesuaikan dengan karakteristik produk.
2. Nama Merek
Merek
terbukti menjadi determinan dalam setiap pembelian. Nampaknya merek merupakan
pengganti dari mutu dan spesifikasi produk. Ketika konsumen sulit menilai
criteria kualitas produk kepercayaan pada merek lama yang sudah memilki
reputasi sangat baik dapat mengurangi kesalahan dalam pembelian.
3. Negara Asal
Negara
asal dimana produk di hasilkan menjadi pertimbangan penting dikalangan konsumen
Negara asal sering menctrikan kualitas produk. Konsumen mungkin sudah tidak
meragukan lagi kualitas produk elektronik jepang. Sementara untuk jam tangan
nampaknya buatatn swiss merupakan produk yang handal tak teragukan.
2.2
Menentukan Alternatif Pilihan
Keputusan
untuk membeli yang diambil oleh pembeli itu sebenarnya merupakan kumpulan dari
sejumlah keputusan. Setiap keputusan membeli mempunyai beberapa komponen :
- Keputusan tentang jenis produk
- Keputusan tetang bentuk produk
- Keputusan tetang merek
- Keputusan tetang penjualnya
- Keputusan tetang jumlah produk
- Keputusan tetang waktu pembelian
- Keputusan tetang cara pembayarannya
Mengevaluasi
alternatif, setelah konsumen mendapat berbagai macam informasi, konsumen akan
menentukan alternatif yang ada untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya.
Setelah criteria yang akan menjadi alternatif pilihan ditetukan barulah
konsumen menentukan alternatif produk yang menjadi pilihan.
2.3
Menaksirkan Alternatif pilihan
Ada
tiga cara pandang dalam menganalisis alternatif keputusan konsumen :1. Sudut pandang ekonomis
Konsumen
sebagai orang yang membuat keputusan secara rasional, yang mengetahui semua
alternatif produk yang tersedia dan harus mampu membuat peringkat dari setiap
alternatif yang ditentuka dipertimbangkan serta harus dapat mengidentifikasikan
satu alternatif yang terbaik disebut ekonomik man.
2. Sudut pandang kognitif
Konsumen
sebagai kognitif man atau sebagai problem solver. Konsumen merupakan pengolah
informasi yang selalu mencari dan mengevaluasi informasi tetang produk.
Pengolah informasi selalu berujung pada pembentukan pilihan, tejadi inisiatif
untuk membeli atau menolak produk. Kognitif man dan passive man, sering kali
kognitif man punya pola respon terhadap informasi yang berlebihan dan sering
kali mengambil jalan pintas untuk memenuhi pengambilan keputusannya pada keputusan yang memuaskan.
3. Sudut pandang emosional
Menekankan
emosi sebagai pendorong utama, sehingga konsumen membeli suatu produk.
Favoritism buktinya seseorang berusaha mendapatkan produk favoritnya, apapun
yang terjadi. Benda-benda yang menimbulkan kenangan juga dibeli berdasarkan
emosi. Anggapan emotional man itu tidak rasional adalah tidak benar.
Mendapatkan produk yang membuat perasaannya lebih baik merupakan keputusan yang
rasional.
2.4
Menyeleksi Aturan Pengambilan Keputusan
Dalam menyeleksi aturan pengambilan
keputusan terdapat suatu hal yang perlu diperhatikan, yang paling utama adalah
yang paling penting dalam memenuhi berbagai kriteria yang dapat dicapai oleh
produk tersebut agar dapat memuaskan konsumen. Keputusan konsumen untuk membeli atau tidak membeli suatu
produk atau jasa merupakan saat yang penting bagi pemasaran. Keputusan ini
dapat menandai apakah suatu strategi pemasaran telah cukup bijaksana,
berwawasan luas, dan efektif, atau apakah kurang baik direncanakan atau keliru
menetapkan sasaran. Keputusan merupakan seleksi terhadap dua pilihan
alternative atau lebih.
Riset konsumen eksperimental mengungkapkan bahwa menyediakan
pilihan bagi konsumen ketika sesungguhnya tidak ada satu pun pilihan, dapat
dijadikan strategi bisnis yang tepat, strategi tersebut dapat meningkatkan
penjualan dalam jumlah yang sangat besar.
Teori-teori
pengambilan keputusan konsumen bervariasi, tergantung kepada asumsi peneliti
mengenai sifat-sifat manusia. Terdapat empat pandangan atas pengambilan
keputusan konsumen:
1.
Pandangan ekonomi, konsumen sering dianggap sebagai pengambil keputusan yang
rasional.
2. Pandangan pasif, menggambarkan
konsumen sebagai orang yang pada dasarnya tunduk pada kepentingan melayani diri
dan usaha promosi para pemasar. Para konsumen dianggap sebagai pembeli yang
menurutkan kata hati dan irasional.
3. Pandangan kognitif, menggambarkan konsumen berada
diantara pandangan ekonomi dan pandangan pasif yang ekstrim, yang tidak (atau
tidak dapat) memperoleh pengetahuan yang mutlak mengenai semua alternatif
produk yang tersedia dan karena itu tidak dapat mengambil keputusan yang
sempurna, namun secara aktif mencari informasi dan berusaha mengambil keputusan
yang memuaskan.
4.
Pandangan emosional, mengambil keputusan yang emosional atau impulsive
(menurutkan desakan hati).
DAFTAR PUSTAKA
http:// irnawatiindah.blogspot.com/2012/10/evaluasi-alternatif-sebelum-pembelian.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar