BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembelian adalah Suatu pristiwa atau tindakan yang
dilakukan oleh dua belah pihak dengan tujuan menukarkan barang atau jasa dengan
menggunakan alat transaksi yang sah dan sama-sama memiliki kesepakatan dalam
transaksinya, dalam pembelian terkadang akan terjadi tawar menawar antara
pembeli dan penjual hingga mendapatkan kesepakatan harga yang kemudian akan
melakukan transaksi penukaran barang atau jasa dengan alat tukar yang sah dan
di sepakati kedua belah pihak.
Jenis-Jenis
Pembelian :
- Pembelian Secara Cash atau tunai adlah pembelian yang dilakukan sekali transaksi dengan menerima barang yang di beli dan memberikan uang sebagai alat tukar yang sesuai dengan jumlah yang disepakati
- Pembelian Credit atau Berkala adal pembelian yang dilakukan lebih dari satu kali transaksi, pada transaksi pertama pembeli memberika sejumlah uang sebagai uang muka dan penjual memberikan barang yang di beli dengan catatan akan terjadi pembeyaran kedua
Tugas Pembelian :
- Melakukan transaksi pembelian pada waktu dan tempat yang tepat
- Barang yang dibeli memiliki manfaat dan fungsi yang diperlukan
- Sebelum membeli membandingkan harga dari tempat yang berbeda
- Bertanggung jawab atas pelaksanaan pembelian barang atau jasa
- Barang yang dibeli kemungkinan dapat dijual kembali
- Sebelum membeli lakukan periksalah harga pasar yang ada
Manfaat
Pembelian :
- Mendapatkan barang hasil pembelian
- Dapat memenuhi kebutuhan melalui pembelian
- Hasil Pembelain dapat bermanfaat
- Penjual mendapatkan hasil dari penjualannya
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana
proses keputusan pembelian oleh konsumen?
1.2.2 Bagaimana pemilihan
alternatif terbaik?
1.2.3
Bagaimana pemilihan sumber-sumber pembelian?
1.3
Tujuan
Penulisan
1.3.1 Memahami
proses keputusan pembelian oleh konsumen
1.3.2
Memahami pemilihan alternatif terbaik
1.3.3
Memahami pemilihan sumber-sumber pembelian
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Proses Keputusan Pembelian
Keputusan
pembelian merupakan kegiatan individu yang secara
langsung terlibat dalam pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian
terhadap produk yang ditawarkan oleh penjual. Pengertian keputusan
pembelian, menurut Kotler & Armstrong (2001: 226) adalah tahap dalam
proses pengambilan keputusan pembeli di mana konsumen benar-benar membeli.
Pengambilan keputusan merupakan suatu
kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan.
Keputusan pembelian
menurut Schiffman, Kanuk (2004, p.547) adalah pemilihan dari dua atau lebih
alternatif pilihan keputusan pembelian, artinya bahwa seseorang dapat
membuat keputusan, haruslah tersedia beberapa alternatif pilihan. Menurut (Kotler, 2000:204)
tahap-tahap yang dilewati pembeli untuk mencapai keputusan membeli melewati
lima tahap, yaitu: kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan.
- Pengenalan Masalah
- Pencarian Informasi
- Evaluasi alternatif
- Keputusan Membeli
- Tingkah laku pasca pembelian.
- Pengenalan Masalah : Proses membeli dimulai dengan pengenalan masalah dimana pembeli mengenali adanya masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan perbedaan antara keadaan nyata dan keadaan yang diinginkan.
- Pencarian Informasi : Proses pencarian informasi dapat berasal dari dalam memori (internal) dan berdasarkan pengalaman orang lain (eksternal). Seorang konsumen yang sudah terkait mungkin mencari lebih banyak informasi tetapi mungkin juga tidak. Bila dorongan konsumen kuat dan produk yang dapat memuaskan ada dalam jangkauan, konsumen kemungkinan akan membelinya. Bila tidak, konsumen dapat menyimpan kebutuhan dalam ingatan atau melakukan pencarian informasi yang berhubungan dengan kebutuhan tersebut.
Pengaruh relatif dari sumber
informasi ini bervariasi menurut produk dan pembeli. Pada umumnya, konsumen
menerima sebagian besar informasi mengenai suatu produk dari sumber komersial,
yang dikendalikan oleh pemasar. Akan tetapi, sumber paling efektif cenderung
sumber pribadi. Sumber pribadi tampaknya bahkan lebih penting dalam
mempengaruhi pembelian jasa. Sumber komersial biasanya memberitahu pembeli,
tetapi sumber pribadi membenarkan atau mengevaluasi produk bagi pembeli.
- Evaluasi Alternative : Tahap dari proses keputusan membeli, yaitu ketika konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi merk alternatif dalam perangkat pilihan. Konsep dasar tertentu membantu menjelaskan proses evaluasi konsumen. Pertama, kita menganggap bahwa setiap konsumen melihat produk sebagai kumpulan atribut produk. Kedua, konsumen akan memberikan tingkat arti penting berbeda terhadap atribut berbeda menurut kebutuhan dan keinginan unik masing-masing. Ketiga, konsumen mungkin akan mengembangkan satu himpunan keyakinan merek mengenai dimana posisi setiap merek pada setiap atribut. Keempat, harapan kepuasan produk total konsumen akan bervariasi pada tingkat atribut yang berbeda. Kelima, konsumen sampai pada sikap terhadap merek berbeda lewat beberapa prosedur evaluasi. Ada konsumen yang menggunakan lebih dari satu prosedur evaluasi, tergantung pada konsumen dan keputusan pembelian.
Bagaimana konsumen mengevaluasi alternatif barang yang akan
dibeli tergantung pada masing-masing individu dan situasi membeli spesifik.
Dalam beberapa keadaan, konsumen menggunakan perhitungan dengan cermat dan
pemikiran logis. Pada waktu lain, konsumen yang sama hanya sedikit mengevaluasi
atau tidak sama sekali; mereka membeli berdasarkan dorongan sesaat atau
tergantung pada intuisi. Kadang-kadang konsumen mengambil keputusan membeli
sendiri; kadang-kadang mereka bertanya pada teman, petunjuk bagi konsumen, atau
wiraniaga untuk memberi saran pembelian.
- Keputusan Membeli : Dalam tahap evaluasi, konsumen membuat peringkat merek dan membentuk niat untuk membeli. Pada umumnya, keputusan membeli konsumen adalah membeli merek yang paling disukai, tetapi dua faktor dapat muncul antara niat untuk membeli dan keputusan untuk membeli. Faktor pertama adalah sikap orang lain, yaitu pendapat dari orang lain mengenai harga, merek yang akan dipilih konsumen. Faktor kedua adalah faktor situasi yang tidak diharapkan, harga yang diharapkan dan manfaat produk yang diharapkan. Akan tetapi peristiwa-peristiwa yang tak diharapkan bisa menambah niat pembelian.
- Evaluasi Pasca Pembelian : Tahap dari proses keputusan pembeli, yaitu konsumen mengambil tindakan lebih lanjut setelah membeli berdasarkan pada rasa puas atau tidak puas. Yang menentukan pembeli merasa puas atau tidak puas dengan suatu pembelian terletak pada hubungan antara harapan konsumen dengan prestasi yang diterima dari produk. Bila produk tidak memenuhi harapan, konsumen merasa tidak puas, bila memenuhi harapan konsumen merasa puas, bila melebihi harapan konsumen akan merasa puas.
Konsumen mendasarkan harapan mereka pada informasi yang
mereka terima dari penjual, teman dan sumber-sumber yang lain. Bila penjual
melebih-lebihkan prestasi produknya, harapan konsumen tidak akan terpenuhi dan
hasilnya ketidakpuasan. Semakin besar antara kesenjangan antara harapan dan
prestasi, semakin besar ketidakpuasan kosumen. Hal ini menunjukkan bahwa
pembeli harus membuat pernyataan yang jujur mengenai prestasi produknya
sehingga pembeli akan puas.
2.2
Pemilihan Alternatif Terbaik
Terjadinya transaksi pembelian (dipandang dari sisi
pemasaran) yaitu : Pembelian yang
direncanakan: biasanya terjadi berdasarkan kebutuhan, artinya si konsumen
memang membutuhkan barang-barang tertentu. Dalam hal pembelian yang telah direncanakan,
biasanya konsumen telah memiliki pengetahuan yang lengkap tentang produk yang
hendak mereka beli. Misalnya pengetahuan tentang merek, tentang harga, kemasan,
keandalan, pelayanan dan lain sebagainya. Perhatian utamanya adalah pada
barang-barang yang biasa atau terbiasa dia konsumsi/gunakan kecuali ada
rangsangan-rangsangan tertentu dari produk substitusi sehingga si konsumen
melihat manfaat lebih dari produk substitusi tersebut.
Pembelian yang tidak direncanakan : terjadi karena konsumen
melihat atau merasakan manfaat lain dari manfaat utama produk yang mereka beli.
Lalu faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi pembelian tidak direncanakan ? Pertama adalah lingkungan fisik
atau pengetahuan konsumen tentang toko, supermarket atau mall dimana si
konsumen beraktifitas: mencakup pilihan lokasi , tata letak (layout) rak
pajangan. Pemilihan lokasi yang tepat, lahan parkir yang luas, kemudahan akses
dari dan ke toko/supermarket/mall, termasuk juga keamanan lokasi sangat
menentukan apakah konsumen mau berkunjung ke toko Anda atau tidak. Lokasi yang
“sempit”, atau mau parkir saja mesti putar-putar tiga atau empat kali, atau
tidak ada akses kendaraan umum dari dan ke lokasi, atau udara yang sumpek dan
panas, tentu saja menjadikan toko Anda alternatif terakhir untuk dikunjungi.
Kemudian pemilihan warna cat atau wallpaper juga cukup menentukan. Pilihlah
warna yang sesuai dengan tema Anda (misi dan visi Anda), tapi sekaligus
merangsang pembelian.
Kemudian satu hal lagi yang tidak boleh dilupakan adalah
pilihan suara atau musik. Pilihlah musik yang sesuai dengan situasi dan kondisi
lingkungan dimana toko/supermarket Anda berada. Pilihan jenis musik untuk
waktu-waktu tertentu juga cukup menentukan, misalkan pagi hari memperdengarkan
musik yang lembut-lembut, menjelang siang mungkin musik yang agak keras/cepat
dan seterusnya, yang jelas pilihlah musik yang Anda yakini bisa merangsang
pembelian. Berikutnya (masih termasuk lingkungan fisik) adalah pengaturan
(tataletak) rak display dan penempatan produk. Aturlah rak-rak display Anda sedemikian
sehingga terkesan rapi sehingga konsumen akan merasa nyaman berjalan di
lorong-lorong diantara rak.
Demikian juga dengan barang-barang yang dipajang di rak.
Pengelompokan produk sangat dianjurkan dan diatur sedemikian sehingga konsumen
mudah untuk mencarinya, dan bila perlu, beri informasi-informasi yang lebih
memudahkan konsumen seperti petunjuk letak barang. Sebisa mungkin hindari
penempatan barang ditengah-tengah lorong yang memberi kesan semrawut. Ingat,
kecuali membeli barang, konsumen juga sedang membeli kenyamanan.
Lingkungan fisik atau pengetahuan konsumen tentang
toko/supermarket Anda adalah faktor yang paling krusial. Mengapa ? Karena
dengan mempersiapkan lingkungan fisik toko/supermarket Anda sebaik mungkin,
maka bukan hanya pembelian yang tidak direncanakan yang dapat Anda jaring,
tetapi bahkan konsumen yang sudah merencanakan membeli produk tertentu pun
dengan senang hati akan berbelanja di toko/supermarket Anda.
Faktor kedua adalah masalah waktu. Ketersediaan waktu juga
mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan melakukan pembelian. Jika
mereka tidak mempunyai cukup banyak waktu, maka mereka akan mengurangi waktu
untuk pencarian informasi. Penggunaan informasi yang tersedia juga akan
menurun, dan informasi negatif atau yang tidak menguntungkan turut pula
dijadikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan akibat adanya tekanan waktu,
sehingga mereka hanya akan melakukan pembelian yang telah direncanakan saja.
Sebaliknya bagi konsumen yang mempunyai waktu mencukupi akan melakukan pencarian
informasi dan mengolahnya dengan baik sehingga diharapkan dapat memunculkan
keinginan pembelian barang yang tidak direncanakannya. Namun pembelian yang
tidak direncanakan yang dilakukan konsumen terlebih dahulu mempertimbangkan
kebutuhan, nilai dan ketertarikannya pada produk yang akan dibeli.
Faktor ketiga adalah adanya rangsangan-rangsangan tertentu
yang “sengaja” diciptakan oleh para pemasar sehingga konsumen melakukan
pembelian yang tidak direncanakan, bahkan seringkali tanpa mempertimbangkan kebutuhan
dan ketertarikannya pada barang yang dibeli. Rangsangan itu dapat berupa
potongan pembelian, gift, gimmick, promo, launching produk baru (atau yang
diperbarui), obral, dan seterusnya. Belanja merupakan kegiatan yang
menyenangkan bagi sebagian orang, karena belanja bukan saja aktivitas jual beli
saja, namun juga merupakan salah satu kegiatan rekreasi pada masyarakat dewasa
ini.
Konsumen mempunyai berbagai motivasi atau alasan berbelanja,
selain untuk mendapatkan produk, konsumen juga memandang berbelanja sebagai
kegiatan menyenangkan yang disertai satu atau lebih aktivitas seperti yang
diungkapkan pakar marketing Henry Assael bahwa berbelanja merupakan aktivitas
menikmati lingkungan toko, menelusuri dan mengamati penawaran-penawaran toko,
berbicara pada pramuniaga, serta membelanjakan uang.
Kegiatan belanja yang tampaknya sederhana ternyata
melibatkan interaksi rumit antara berbagai aspek lingkungan dimana kegiatan
belanja dilakukan sehingga strategi pemasaran dirancang untuk memahami perilaku
berbelanja konsumen ini.
FAKTOR
SOSIAL
|
||
Kultur
Klas
sosial
Kelempok
referensi
Keluarga
Peran
dan Status
|
2.3
Pemilihan Sumber-Sumber Pembelian
Sumber-Sumber
Pembelian Intern :- Motivasi = merupakan kebutuhan yang cukup menekan untuk mengarahkan seseorang mencari cara untuk memuaskan kebutuhan tersebut. Beberapa kebutuhan bersifat biogenik, kebutuhan ini timbul dari suatu keadaan fisiologis tertentu, seperti rasa lapar, rasa haus, rasa tidak nyaman. Sedangkan kebutuhan-kebutuhan lain bersifat psikogenik yaitu kebutuhan yang timbul dari keadaan fisologis tertentu, seperti kebutuhan untuk diakui, kebutuhan harga diri atau kebutuhan diterima. Seperti yang diterangkan oleh teori Robert Maslow: Dimulai dengan kebutuhan-kebutuhan fisiologis (lapar, haus), disusul kebutuhan-kebutuhan keselamatan (perasaan aman, perlindungan), kemudian kebutuhan-kebutuhan sosial (perasaan menjadi anggota lingkungan dan dicintai), selanjutnya kebutuhan-kebutuhan untuk dihargai (harga diri, pengakuan, status) dan mengkerucut ke kebutuhan-kebutuhan pernyataan diri (pengembangan dan perwujudan diri).
- Belajar = Proses dimana seseorang memilih, mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia ini. Sewaktu orang berbuat, mereka belajar. Belajar menggambarkan perubahan dalam perilaku seseorang individu yang bersumber dari pengalaman. Melalui perbuatan dan belajar, orang memperoleh kepercayaan dan sikap. Kepercayaan adalah gagasan deskriptif yang dianut oleh seseorang tentang sesuatu. Sebuah sikap, menggambarkan penilaian kognitif yang baik maupun tidak baik, perasaan-perasaan emosional dan kecenderungan berbuat yang bertahan selama waktu tertentu terhadap beberapa obyek atau gagasan.
- Kepribadian = Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur, tahapan daur hidup,pekerjaan,situasi ekonomi,gaya hidup,serta kepribadian dan konsep diri pembeli.Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup keluarga.Pekerjaan mempengaruhi barang dan jasa ang dibelinya.Situasi ekonomi seseorang akan mempengaruhi pemilihan produk.
- Kebudayaan = faktor budaya adalah salah satu pengaruh yang paling berdampak luas dalam perilaku konsumen. Contohnya saja seorang konsumen yang sudah sangat cinta dengan kebudayaan bangsanya,sehingga ia selalu menggunakan prodak dalam negeri dan tidak mau menggunakan prodak luar.memang tidak semua konsumen seperti itu,masih terdapat konsumen-konsumen yang tidak mempunyai jiwa kebudayaan yang melekat utuh didalam dirinya, sehingga ia masih dengan mudah terpengaruh oleh kebudayaan asing,dan menggunakan produk-produk dari luar.
- Kelompok Sosial dan Refrensi = Pada umumnya konsumen sering meminta pendapat dari orang sekitas dan lingkungannya tentang produk apa yang harus dibeli. Faktor Sosial terdiri dari 3 bagian, yaitu :
- Kelompok acuan : semua kelompok
yang memilki pengaruh langsung terhadap sikap / prilaku seseorang. Dengan
pendapat yang diperoleh dari suatu kelompok maka konsumen dapat membuat
keputusan konsumsi.
- Keluarga : sebagai organisasi
pembelian konsumen yang paling penting
juga berpengaruh secara langsung terhadap keputusan seseorang dalam membeli
barang sehari-hari.
- Peran : meliputi kegiatan yang
diharapkan akan dilakukan seseorang. Suatu produk atau merk dapat menggambarkan
peran dan status pamakainya.
- Keluarga = adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat. Keputusan pembelian keluarga, tergantung pada produk, iklan dan situasi. Seseorang umumnya berpartisipasi dalam kelompok selama hidupnya-keluarga, klub, organisasi. Posisi seseorang dalam setiap kelompok dapat diidentifikasikan dalam peran dan status. Setiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat. Para anggota keluarga dapat mempengaruhi dengan kuat terhadap perilaku membeli. Kita dapat membedakan dua maaca keluarga dalam kehidupan pembeli. Pertama, keluarga sebagai sumber orientasi yang terdiri dari orangtua. Kedua, keluarga sebagai sumber keturunan.
Sumber Daya Ekonomi
Potensi sumber daya ekonomi atau lebih dikenal dengan
potensi ekonomi pada dasarnya dapat diartikan sebagai sesuatu atau segala
sesuatu sumber daya yang dimiliki baik yang tergolong pada sumberdaya alam
(natural resources/endowment factors) maupun potensi sumber daya manusia yang
dapat memberikan manfaat (benefit) serta dapat digunakan sebagai modal dasar
pembangunan (ekonomi) wilayahtingkat ketergantungan terhadap sumberdaya secara
struktural harus bisa dialihkan pada sumberdaya alam lain. Misalnya, penggunaan
energi sinar matahari, panas bumi, atau gelombang laut termasuk angin, akan
dapat mengurangi ketergantungan manusia terhadap sumberdaya alam yang tidak
dapat diperbarui.
Sumber Daya Sementara
·
Barang
yang menggunakan waktu : Produk yang memerlukan pemakaian waktu dala
mengkonsumsinya. Contoh: Menonton TV, Memancing, Golf, Tennis (waktu Senggang)
Tidur, perawatan pribadi, pulang pergi (waktu wajib)
·
Barang
penghemat waktu : Produk yang menghemat waktu memungkinkan konsumen
meningkatkan waktu leluasa mereka. Contoh oven, microwave, pemotong rumput, fast
food.
Sumber Daya Kognitif
Kemampuan untuk secara lebih tepat merepresentasikan dunia
dan melakukan operasi logis dalam representasi konsep yang berdasar pada
kenyataan. Teori ini membahas munculnya dan diperolehnya skema-skema tentang
bagaimana seseorang mempersepsi lingkungannya dalam tahapan-tahapan
perkembangan, saat seseorang memperoleh cara baru dalam merepresentasikan informasi
secara mental. Teori ini digolongkan
Menurut Piaget, bayi lahir dengan
sejumlah refleks bawaan selain juga dorongan untuk mengeksplorasi dunianya.
Skema awalnya dibentuk melalui diferensiasi refleks bawaan tersebut. Periode
sensorimotor adalah periode pertama dari empat periode. Piaget berpendapat
bahwa tahapan ini menandai perkembangan kemampuan dan pemahaman spatial penting
dalam enam sub tahap :
a.
Sub-tahapan
skema refleks, muncul saat lahir sampai usia enam minggu dan berhubungan
terutama dengan reflex.
b.
Sub-tahapan
fase reaksi sirkular primer, dari usia enam minggu sampai empat bulan dan
berhubungan terutama dengan munculnya kebiasaan-kebiasaan.
c.
Sub-tahapan
fase reaksi sirkular sekunder, muncul antara usia empat sampai sembilan bulan
dan berhubungan terutama dengan koordinasi antara penglihatan dan pemaknaan
d.
Sub-tahapan
koordinasi reaksi sirkular sekunder, muncul dari usia sembilan sampai duabelas
bulan, saat berkembangnya kemampuan untuk melihat objek sebagai sesuatu yang
permanen walau kelihatannya berbeda kalau dilihat dari sudut berbeda.
DAFTAR
PUSTAKA
http://rinaa90.wordpress.com/2011/11/01/bab-5/