Jumat, 14 Maret 2014

Bahasa Indonesia 2#

Paragraf deduktif adalah paragraf yang ide pokok atau kalimat utamanya terletak di awal paragraf dan selanjutnya di ikuti oleh kalimat kalimat penjelas untuk mendukung kalimat utama.
Contoh: 
Ada beberapa penyebab terjadinya banjir di ibu kota jakarta. Pertama, adanya penyempitan kali ( sungai ), banyaknya sampah yang di kali yang menyebabkan aliran air tersumbat. Kedua, adanya warga masyarakat yang masih membuang sampah di kali, dan adanya bangunan rumah semi permanen di pinggir kali.

Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposisi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan).

Ada beberapa jenis silogisme yaitu :
Silogisme Golongan
Pada silogisme jenis ini terdapat dua permis dan satu kesimpulan. Kedua premis tersebut terdiri dari premis umum dan premis khusus atau disebut juga premis mayor dan premis minor.
a. Premis umum menyatakan bahwa semua anggota golongan tertentu memiliki sifat atau hal tertentu.
b. Premis khusus menyatakan bahwa sesuatu atau seseorang adalah anggota dari golongan tertentu itu.
c. Kesimpulan menyatakan bahwa sesuatu atau seseorang itu.

Jika dirumuskan:
PU : A = B
PK : C = A
K : C = B

Keterangan:
PU = premis umum
PK = premis khusus
K = kesimpulan

Contoh 
PU: Semua hewan mamalia menyusui anaknya.
PK: Sapi adalah mamalia.
K : Sapi menyusui anaknya.

Silogisme Negatif
Silogisme negatif ditandai dengan adanya penggunaan kata bukan atau tidak pada premis dan kesimpulan. Jika salah satu premis dalam silogisme bersifat negatif, maka kesimpulannya juga bersifat negatif.

Entimem
Pada percakapan dalam kehidupan sehari-hari, suatu logisme seringkali diperpendek, yakni tanpa menyebutkan premis-premis umum. Seseorang lansung mengatakan kesimpulan yang diikuti dengan premis khusus sebagai penyebabnya. Bentuk silogisme seperti ini disebut entimem.

Rumus:
C = B, karena C = A
Contoh:
PU : Semua hewan mamalia menyusui anaknya.
PK : Sapi adalah hewan mamalia.
K   : Sapi menyusui anaknya.
Entimem : Sapi menyusui anaknya, karena sapi hewan mamalia.

Rantai Deduktif
Penalaran yang deduktif dapat berlangsung lebih informal dari entimem. Orang tidak berhenti pada sebuah silogisme saja, tetapi dapat pula berupa merangkaikan beberapa bentuk silogisme yang tertuang dalam bentuk yang informal.

Contoh :
Semua buah belimbing masam rasanya. (hasil generalisasi)
Kali ini saya diberi lagi buah belimbing.
Sebab it, buah belimbing ini juga pasti masam rasanya. (deduksi)

Saya tidak suka akan buah-buahan yang masam rasanya. (induksi: generalisasi)
Ini adalah buah belimbing masam.
Sebab it, saya tidak suka buah belimbing ini (deduksi)

Saya tidak suka makan apa saja, yang tidak saya senangi (induksi: generalisasi)
Saya tidak suka buah ini.
Sebab it saya tidak akan memakannya. (deduksi) 

Referensi

http://makalahpendidikan.blogdetik.com/paragraf-deduktif-ciri-cirijenis-contoh-paragraf-deduktif-dan-pengertian-paragraf-deduktif/.

http://www.limaratus.com/2013/07/pengertian-dan-contoh-silogisme-bahasa.html?m=1.

http://acepgagan.blogspot.com/2013/01/silogisme-entimem.html?m=1.

http://tugassoftskilltiwi.blogspot.com/2011/11/penalaran-deduktif.html?m=1.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar