1. When Edison invented a lamp which conducted electricity, gas had been the chief
means of lighting home and streets.
2. I saw an old friend of mine while I was entering the building.
3. Though his car was much too small, he decided to sell it.
4. He won't pass the examination unless he study harder.
5. Wherever he went, he was warmly received.
6. That executive acts as if he owns the company.
7. If I get the money on time, I can go on my vacation.
8. Although she spend a lot of money on clothes, the never seem to suit her.
9. I have a lot of extra work to do because my assistant is on vacation.
10. Since they moved into an expensive apartment, they have become very snobbish.
11. When someone broke into her house and stole her jewelry, she was next door
chatting with her neighbour.
12. It's because warm today so that I'm going to the beach.
13. Though my uncle has worked hard all his life, he could never save up enough
money to go on a long vacation.
14. We will go to the theatre with you tonight if we can get a baby-sitter.
15. Don't give this package to him before he sign a receipt for it.
16. We're as pleased with these new towels so that we're going to buy some more.
17. After Hitler believed that Germans were the master race, he ste out to conquer all
of Europe.
18. When I was in South America last year, I learned to speak Spanish.
19. He looks as if he hasn't ever changed his clothes.
20. Repairs will be made if they are necessary.
Minggu, 24 Juni 2012
Sabtu, 23 Juni 2012
Korupsi
Banyak para pejabat-pejabat Negara / Pengusaha / PNS yang
korupsi, mengambil uang rakyat untuk kepentingan pribadinya, bukan malah untuk membangun
kesejahteraan rakyatnya. Mungkin sekiranya uang yang di korupsi itu bisa gunakan
untuk mengirim 1000 pemuda/i untuk menuntut ilmu di Universitas USA, Japan atau
Eropa sebagai investment, pasti Indonesia dapat mengatasi lapangan kerja yang
makin sulit dimasa mendatang.
Sangat menyedihkan dan memalukan. Hanya orang-orang yang berjiwa pencuri yang tidak merasa prihatin. Penduduk Indonesia lebih kurang 95% adalah umat beragama(Islam dan Kristen). Korupsi bukan saja ada di Indonesia, tapi disetiap negara-negara. Hanya saja negara Japan sukses memperkecil perbuatan-perbuatan korupsi, baik korupsi waktu, atau korupsi uang dll.
Kiat-kiat pemerintahan Japan meminimize korupsi di negerinya yaitu dengan memberikan bonus kepada setiap karyawannya dari lapisan atas sampai kebawah. Maksud utamanya adalah untuk mensejahterakan pekerja-perkerjanya sekaligus mengawasi korupsi.
Setiap karyawan menjadi pengawas korupsi waktu dan uang dikantornya. Kalau terjadi korupsi waktu dan uang, yang menerima akibatnya adalah semua karyawan,karena bonus dapat di berikan kalau perusahaan-perusahaan pemerintah dan swasta mendapat profit.
Kalau perusahaan-perusahaan pemerintah / swasta mendapat profit, barulah pekerja-pekerja mendapat bonus. Kalau perusahaan-perusahaan pemerintah, BUMN / swasta rugi, karena ada korupsi waktu dan uang, maka pekerja-pekerja tidak mendapat bonus, Ini kuncinya.
Jadi semua pekerja-pekerja termotifasi untuk mengawasi teman-temannya agar tidak melakukan korupsi waktu dan uang. Semua orang menjadi pengawas dan semua orang bekerja keras agar mereka dapat menerima bonus untuk kesejahteraan keluarga mereka masing-masing. Mereka benar-benar merasa memiliki perusahaan dan bertanggung jawab.
Saya sangat terkesan sekali sistem Bonus-Japan ini, smart sekali. Semoga pemerintahan Indonesia lewat perusahaan-perusahaan BUMN dapat belajar dari kesuksesan negeri Japan.
Sangat menyedihkan dan memalukan. Hanya orang-orang yang berjiwa pencuri yang tidak merasa prihatin. Penduduk Indonesia lebih kurang 95% adalah umat beragama(Islam dan Kristen). Korupsi bukan saja ada di Indonesia, tapi disetiap negara-negara. Hanya saja negara Japan sukses memperkecil perbuatan-perbuatan korupsi, baik korupsi waktu, atau korupsi uang dll.
Kiat-kiat pemerintahan Japan meminimize korupsi di negerinya yaitu dengan memberikan bonus kepada setiap karyawannya dari lapisan atas sampai kebawah. Maksud utamanya adalah untuk mensejahterakan pekerja-perkerjanya sekaligus mengawasi korupsi.
Setiap karyawan menjadi pengawas korupsi waktu dan uang dikantornya. Kalau terjadi korupsi waktu dan uang, yang menerima akibatnya adalah semua karyawan,karena bonus dapat di berikan kalau perusahaan-perusahaan pemerintah dan swasta mendapat profit.
Kalau perusahaan-perusahaan pemerintah / swasta mendapat profit, barulah pekerja-pekerja mendapat bonus. Kalau perusahaan-perusahaan pemerintah, BUMN / swasta rugi, karena ada korupsi waktu dan uang, maka pekerja-pekerja tidak mendapat bonus, Ini kuncinya.
Jadi semua pekerja-pekerja termotifasi untuk mengawasi teman-temannya agar tidak melakukan korupsi waktu dan uang. Semua orang menjadi pengawas dan semua orang bekerja keras agar mereka dapat menerima bonus untuk kesejahteraan keluarga mereka masing-masing. Mereka benar-benar merasa memiliki perusahaan dan bertanggung jawab.
Saya sangat terkesan sekali sistem Bonus-Japan ini, smart sekali. Semoga pemerintahan Indonesia lewat perusahaan-perusahaan BUMN dapat belajar dari kesuksesan negeri Japan.
Langganan:
Postingan (Atom)